Rencana Allah Sangatlah Indah!


Assalammualaikum!
Hai kamu.

Sepanjang 2018 ini, banyak sekali cerita yang tak ku pahami maksud dibalik semua yang terjadi.
Mungkin aku yang terlalu bodoh, tak bisa berpikir panjang.
Atau mungkin, egoku yang terlalu kuat? Entahlah…
Sepanjang 2018 ini, mungkin aku masih menjadi orang yang terlalu memikirkan diri sendiri, memikirkan kebahagiaan diri sendiri.

Aku pernah bersikeras memantapkan hati memilihnya,
Hingga akhirnya, Allah timpakan sedihnya perpisahan.
Aku pernah bersikeras mengagumi seseorang,
Hingga akhirnya, Allah timpakan nikmatnya sebuah penantian.
Aku pernah bersikeras menyebut namanya dalam sujud sepertiga malamku,
Hingga akhirnya, Allah timpakan pedihnya kenyataan.

Setelah itu, aku tak pernah memintanya kembali.
Dan aku tak pernah menyebut namanya dalam doa dan sujud sepertiga malamku.
Aku tak pernah menyesali semua yang pernah terjadi.
Apalagi mendendam.
Sungguh, aku tak punya rasa sepicik itu.
Bagiku, ini semua adalah ujian dari Allah SWT.

Lalu akupun berdoa kepada-NYA,
Allahumma ajurnii fii musiibatii, wakhif lii khairan minhaa
“Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibah yang menimpaku, dan berilah aku pengganti yang lebih baik darinya”

Hingga akhirnya, Allah mempertemukanku dengan dirimu.
Kamu, yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya.
Kamu, yang tak pernah ada dipikiranku sebelumnya.
Kamu, yang telah ku kenal sejak duduk di bangku semester 3.
Kamu, yang hanya sebatas ku kenal dan tak pernah sedekat nadi sebelumnya.
Kamu, yang selalu membuatku tertawa.
Kamu, yang selalu menyemangati ku.
Kamu, yang berhasil membuatku lupa, kalau aku pernah terluka.

Alhamdulillah, kini aku mengerti maksud dibalik semua kejadian yang pernah terjadi.
Jangan pernah memaksakan sebuah takdir yang telah digariskan Allah untukmu.
Karena Allah selalu punya cara untuk mengabulkan doa umatnya.
Dan bukankah Allah yang maha menguasai hati manusia?
Aku bersyukur karena rencana Allah dalam mengobati luka ku sangatlah indah.
Semua yang telah terjadi adalah atas izin Allah SWT.

Walau kini kita terpisahkan oleh jarak sejauh -/+ 570 KM,
Sejauh apapun jarak, doa akan sampai.

Semoga, kamu bukan sekedar substitusi sementara.
Semoga, kamu bukan sekedar ilusi semata.
Semoga, aku tak kembali mengulang kejadian yang pernah terjadi sebelumnya.
Dan semoga, semesta dan Allah berpihak kepada kita.

Aamiin.

Dariku, si pejuang skripsi.
Untukmu, si anak gunung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#hbc1904 - Euforia Rasa

#hbc1903 - Sesaat yang Abadi (1)

Sayang tapi Nggak Maksa, Gimana tuh Caranya?